Jin Sufi Nyasar dalam Mimpi: "Sholat 5 Waktu Emang Ada di Qur'an?"
Aku gak tahu ini mimpi, efek kecapekan, atau sinyal batin yang nyasar. Yang jelas, malam itu aku tidur dengan kepala penuh pertanyaan—bukan soal hidup atau cinta, tapi soal ibadah yang katanya “rutin tapi kadang hampa.” Sholat.
Tiba-tiba, dalam tidurku, datang sosok aneh.
Berjenggot, pakai anting, dan mukanya kayak campuran antara orang bijak dan stand-up komedian. Aku gak sempat nanya namanya, tapi dia langsung buka percakapan:
“Bro, gue jin. Jin yang udah pensiun dari gangguin orang. Sekarang gue lagi belajar jalan pulang juga. Tapi gue bingung…”
Aku nyengir setengah sadar.
“Bingung apaan?”
“Gini… sholat lima waktu itu… emang ada di Qur’an? Jangan-jangan itu cuma tradisi zaman Nabi aja?”
Aku nggak langsung jawab. Bukan karena takut, tapi karena aku juga dulu pernah ngerasa hal yang sama. Nggak jarang pertanyaan semacam itu muncul bukan dari niat jelek, tapi karena kita lagi pengen ngerti lebih dalam—lebih jujur sama diri sendiri.
Jadi aku jawab pelan:
“Memang Qur’an nggak nyebutin secara eksplisit Subuh dua rakaat, Dzuhur empat. Tapi Rasulullah melakukan itu terus-menerus. Bahkan dalam kondisi paling berat pun, beliau nggak tinggalin sholat.”
Si jin kelihatan mikir. Aku lanjutin:
“Dan dia (Muhammad) tidak berbicara dari hawa nafsunya. Ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya.”- (QS. An-Najm: 3–4)
“Kalau itu buatan manusia,” kataku, “harusnya Nabi bisa bikin aturan yang lebih fleksibel. Tapi kenyataannya, justru dia sendiri yang paling duluan sujud. Bahkan ketika capek, bahkan ketika dikejar-kejar.”
Jin itu ketawa kecil.
“Wah, logikamu bikin merinding. Ngeri tapi enak dicerna.”
Lalu aku tutup dengan ayat yang entah kenapa selalu bikin aku nunduk:
“Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” - (QS. Ali 'Imran: 31)
Sang jin mendengarnya sambil duduk bersila di udara.
“Berarti... mencintai Allah itu bukan hanya rasa, ya? Tapi juga ikut pada yang dicintai Allah?”
Aku angguk pelan.
Lalu dia menghilang. Tapi sebelum lenyap, ia berkata:
“Terima kasih, manusia... Kau tidak menghakimiku. Kau hanya menjawab seperti orang yang pernah juga ragu lalu mencari. Doakan aku. Doakan agar kaumku yang suka berdebat ikut sujud juga.”
Aku terbangun. Jam menunjukkan pukul 3:12. Waktu sahur.
Sejak itu, kalau lagi malas sholat, aku suka inget wajah jin itu.
Lucu. Tapi ngajarin juga.
Kayak reminder dari langit… yang dikirim lewat jalur belakang.
Reflreksi:
tadi aku bisa fasih ngucapin dalil gimana ceritanya ya hahaha..
ah namanya juga mimpi
Komentar
Posting Komentar