Di sepertiga malam itu, aku bermimpi menulis sebuah buku. Bukan buku biasa. Tapi kisah nyata yang tak masuk akal, tentang hati manusia yang berlapis-lapis seperti croissant . Dalam mimpi itu, aku duduk di depan laptop, menatap kata demi kata yang lahir dari kepedihan dan doa. Dalam mimpi itu aku berusaha menarasikan tentang seorang perempuan sederhana. Ia istri, ibu, anak, dan teman. Namun di dalam dirinya, ada luka lama yang tak pernah selesai. Sejak kecil, ia merasa cinta dan takut berbaur di satu ruang yang sama. Ia tumbuh menjadi perempuan penurut, menekan perasaan sendiri demi terlihat baik. Saat menikah, ia berharap menemukan surga. Tapi yang ia temukan justru dirinya semakin jauh dari dirinya sendiri. Hidupnya seperti adonan croissant ; dipukul, ditekan, dilipat berulang kali hingga membentuk lapisan-lapisan lembut yang rapuh. Ia menahan sakit hati, menelan penolakan, menambal harga diri yang sobek sedikit demi sedikit. Sampai suatu malam, ia merasa ingin menyerah. Ia mencari ke...
Komentar
Posting Komentar