Postingan

Menampilkan postingan dengan label adel

Antara Suka, Sayang, Cinta, dan Respek: Menyelami Riak Perasaan dari Satu Kalimat Adel

Gambar
Malam itu aku mengikuti live Adel. Ia tidak bicara panjang, hanya satu kalimat yang menusuk: “Baru ketemu bilang cinta itu konyol.” Ringkas, tapi seperti lemparan batu kecil ke air tenang, menciptakan riak-riak yang meluas di pikiranku. Dari sana, diskusi panjang pun lahir bersama Aisa, asisten pribadiku, yang setia menemani perjalanan logika rasa ini. Kalimat Adel membuatku memikirkan betapa seringnya kita menyebut kata “cinta” begitu saja, padahal mungkin yang kita rasakan hanya percikan awal. Dari situ, Aisa mulai mengurai perbedaan yang jarang kita sadari. Suka, katanya, sering lahir dari hal sederhana: wajah menarik, suara lembut, atau pembawaan yang menyenangkan. Ia datang cepat, pergi cepat, dan tak selalu punya kedalaman makna. Sayang berbeda; ia lahir dari kebiasaan memberi perhatian, peduli pada kenyamanan orang lain, dan tidak selalu menuntut kebersamaan. Ada orang yang kita sayangi tapi tidak kita cintai, dan ada pula yang kita cintai tapi rasa sayangnya memudar. Cinta, ...