Istiqomah itu Dinamis, Bukan Kaku
Dalam tradisi hikmah, dikenal sebuah ungkapan tajam: Orang shodiq berubah 40 kali dalam sehari. Orang munafik tidak akan berubah bahkan dalam 40 tahun. Sekilas, kalimat ini tampak berlebihan. Namun jika direnungi lebih dalam, ia mengandung pelajaran besar tentang keikhlasan, pertumbuhan, dan kepekaan ruhani. Orang shodiq, yakni orang yang jujur kepada Allah dan dirinya sendiri, tak pernah berhenti bermuhasabah. Ia terus mengevaluasi niat, memperbaiki sikap, mengubah pandangan bila dirasa menjauh dari kebenaran. Ia tak takut terlihat “tidak konsisten” di mata manusia, karena yang ia cari adalah konsistensi di hadapan Allah—yakni istiqamah dalam kejujuran dan perbaikan. Ia juga sadar bahwa pahala tidak selalu terdapat di satu jalan tetap. Karena itu, orang shodiq terus bergerak dan berputar, menjelajahi amal-amal yang lebih utama, niat yang lebih bersih, dan jalan yang lebih lurus. Ia bertanya dalam diamnya: "Adakah jalan yang lebih dicintai Allah? Adakah amal yang lebih b...