Postingan

Menampilkan postingan dengan label mas hasyim

Nur Muhammad & Nabi Muhammad: Obrolan Tertunda dengan Gus Hasyim

Gambar
Percakapan ini bermula dari tulisanku di blog  Kun Fayakun: Dualitas dan Fleksibilitas Kehendak Ilahi . Tak lama, notifikasi WhatsApp muncul. Pesan singkat dari Gus Hasyim, teman baik sekaligus senior yang sering menantangku berpikir  out of the box . Obrolan mengalir panjang, dan inilah rangkuman refleksinya. Sebelumnya izinkan aku memberi disclaimer: jika membaca ini tidak menambah cinta kita kepada Allah dan Rasulullah ﷺ, sebaiknya berhenti di sini. Bukan untuk menang pendapat, melainkan untuk merawat kecintaan yang utuh; hakikat dan syariat yang berjalan beriringan. Dalam sebagian tradisi tasawuf, terutama jalur kejawen, Nur Muhammad dipahami sebagai ciptaan pertama Allah sebelum ada materi, waktu, dan ruang. Ada atsar yang sering dirujuk, “Yang pertama Allah ciptakan adalah cahayaku” meski status riwayatnya diperdebatkan. Nur ini digambarkan sebagai cetak biru penciptaan: maksud awal dan jalur perantara dari dimensi pra-eksistensi menuju alam nyata. Urutannya seperti ini...

Tangga Jiwa Ronggowarsito: Antara Laku dan Rahmat

Gambar
Ada dialog yang membuat kita merasa ditantang, namun justru karenanya kita bertumbuh. Salah satunya adalah percakapan panjang saya dengan Mas Hasyim, seorang sahabat yang mendalami patrap dan laku spiritual Jawa-Islami. Kami sepakat banyak hal, tapi tidak sedikit pula kami berbeda cara memandang. Bukan untuk saling mengoreksi, tetapi untuk saling menyingkap tabir kebenaran yang berlapis-lapis. Dalam sebuah diskusi yang hangat namun tajam, kami membahas tujuh lapisan manusia yang diadaptasi dari pemikiran Ranggawasita , semacam tangga kesadaran spiritual: 1. Jasad, 2. Nafsu, 3. Akal, 4. Hati, 5. Ruh, 6. Sirr, dan 7. Urip. Konsep ini bukan sekadar teori, tapi peta untuk mengenali gejolak dalam diri, tentang siapa kita sebenarnya dan ke mana arah pulang kita. Kami berdua percaya bahwa hidup ini adalah perjalanan mendaki kesadaran. Setiap lapisan diri ibarat anak tangga , dan seseorang tidak bisa naik ke tangga berikutnya jika belum mengurai dan menuntaskan konflik di tangga s...