Kisah Nyata: Ujian Hati Kiyai Mahdi


Di sebuah desa kecil di Jawa Timur, hiduplah seorang kiai muda bernama Kiai Mahdi. Kiai Mahdi adalah seorang ulama yang dihormati karena keluasan ilmunya dan ketajaman spiritualnya. Kehidupannya penuh ketenangan hingga ia bertemu dengan Mirna, seorang wanita cantik dan lembut yang tampak sempurna di matanya. Kiai Mahdi jatuh cinta dengan tulus dan mempersunting Mirna sebagai istri.

Kebahagiaan awal pernikahan mereka perlahan berubah menjadi kegelisahan. Mirna sering kali menunjukkan perilaku yang membingungkan. Kadang lembut dan penuh cinta, tetapi di saat lain menjadi dingin dan tertutup. Kiai Mahdi merasa ada sesuatu yang janggal, tetapi rasa cintanya yang besar membuatnya bertahan.

Puncaknya adalah ketika Kiai Mahdi mengetahui kenyataan pahit. Mirna ternyata adalah bangsa jin. Hatinya hancur. Kiai Mahdi merasa tertipu dan malu. Bagaimana mungkin seorang ulama dengan ilmu yang mendalam bisa tertipu oleh jin? Namun, setelah merenung dalam keheningan dan doa, Kiai Mahdi menyadari bahwa cinta memang bisa membutakan. Ilmu dan ketajaman spiritual tidak selalu mampu menyingkap kenyataan ketika hati sudah terikat dalam cinta.

Setelah perenungan panjang, Kiai Mahdi mengambil keputusan besar. Ia menceraikan Mirna dan mengembalikannya ke dunia jin. Keputusan ini bukan karena kebencian, tetapi karena kesadaran bahwa cinta yang berakar pada perbedaan fitrah tidak akan pernah bisa bertahan. Cinta saja tidak cukup untuk menjembatani perbedaan dunia yang begitu mendasar.

Perpisahan itu berat, tetapi Kiai Mahdi merasa lega. Ia menerima kenyataan dengan ikhlas, memaafkan Mirna, dan memaafkan dirinya sendiri. Ia sadar bahwa melepaskan adalah bagian dari ketundukan kepada ketentuan Allah. Bukan karena gagal, tetapi karena cinta yang bertentangan dengan fitrah tidak mungkin bertahan dalam ketenangan.

Kisah Kiai Mahdi dan Mirna adalah pengingat bahwa cinta yang tulus tetap bisa gagal jika berada di luar koridor fitrah dan ketentuan Allah. Melepaskan bukan berarti kalah, tetapi justru adalah bentuk kemenangan spiritual yang tertinggi: ketundukan kepada kehendak Allah

Tulisan ini terinspirasi dari video di kanal Youtube https://www.youtube.com/watch?v=GZ_MutQWYB4&t=19s

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unfinished Croissant

Numerologi: Memahami Hikmah Dibalik Angka 17.07

Filosofi Raja Jawa: Ngalah, Ngalih, Ngamuk