Letting Go...
“Letting go gives us freedom, and freedom is the only condition for happiness. If, in our heart, we still cling to anything—anger, anxiety, or possessions—we cannot be free.”
"Melepaskan memberi kita kebebasan, dan kebebasan adalah satu-satunya syarat untuk kebahagiaan. Jika, di dalam hati kita, kita masih melekat pada apa pun—kemarahan, kecemasan, atau kepemilikan—kita tidak bisa bebas." —Thich Nhat Hanh, The Heart of the Buddha’s Teaching: Transforming Suffering into Peace, Joy, and Liberation.
---
Kutipan ini menekankan bahwa kebebasan adalah kunci utama untuk mencapai kebahagiaan. Untuk mencapai kebebasan, kita harus mampu melepaskan diri dari keterikatan emosional atau materiil, seperti kemarahan, kecemasan, atau keinginan akan harta benda. Selama kita masih terikat pada hal-hal tersebut, kita tidak akan benar-benar bebas, dan tanpa kebebasan, kebahagiaan sejati tidak mungkin tercapai.
Melepaskan bukan hanya tentang menghilangkan barang fisik, tetapi juga tentang membebaskan diri dari beban emosional yang menghalangi kebahagiaan kita.
Kebahagiaan tidak dapat dicapai jika kita terbelenggu oleh perasaan negatif atau keterikatan yang kuat terhadap hal-hal tertentu, baik itu emosi seperti kemarahan dan kecemasan, maupun benda materi seperti kepemilikan harta.
Melepaskan (Letting Go) di sini berarti membebaskan diri dari keterikatan yang mengendalikan dan membatasi kita. Misalnya, jika kita terlalu melekat pada kemarahan, kita akan terus berada dalam kondisi emosional yang negatif, yang menghalangi kita untuk merasa damai dan bahagia. Demikian pula, jika kita terikat pada kecemasan, pikiran kita akan selalu terganggu oleh kekhawatiran dan ketakutan, membuat kita tidak mampu menikmati momen saat ini.
Keterikatan pada Hal-Hal Material
Keterikatan juga bisa berwujud dalam bentuk kepemilikan benda atau harta. Ketika kita terlalu terikat pada barang-barang materi, kita mungkin merasa cemas atau takut kehilangan mereka. Keterikatan ini dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan, karena kebahagiaan kita menjadi tergantung pada hal-hal yang sifatnya sementara dan bisa hilang.
Mengapa Melepaskan Itu Sulit?
Melepaskan keterikatan tidak mudah karena sering kali kita merasa bahwa hal-hal tersebut adalah bagian dari identitas kita atau sumber kenyamanan. Misalnya, kemarahan mungkin terasa seperti perlindungan terhadap luka batin, dan kepemilikan materi mungkin memberikan rasa aman. Namun, dengan tetap melekat pada hal-hal ini, kita sebenarnya mengorbankan kebebasan kita sendiri.
Kebahagiaan Sejati
Semua dari kita termasuk saya, pasti mendambakan hidup bahagia. Untuk mencapai kebahagiaan sejati, kita harus belajar melepaskan keterikatan ini dan membebaskan diri dari kontrol yang mereka miliki atas kita. Kebahagiaan sejati datang ketika kita tidak lagi dikendalikan oleh perasaan negatif atau keinginan berlebihan, melainkan mampu menerima hidup dengan ketenangan dan kedamaian batin.
Jadi, untuk mencapai kebahagiaan, kita perlu melepaskan keterikatan emosional dan material yang membatasi kebebasan kita. Tentu kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan yang bertanggungjawab baik pada diri sendiri atau orang lain. Hanya dengan kebebasan yang penuh, insyAllah, kita dapat benar-benar merasakan kebahagiaan. Semangat berbahagia!
Komentar
Posting Komentar